Timika – Tabaos14 | Para petani yang berada di SP 6, Distrik Iwaka mengeluhkan harga jual beberapa sayuran yang saat ini tengah anjlok. Pasalnya penurunan harga jual tersebut sangat memengaruhi pemasukan para petani. Ditambah lagi dengan beban harga pupuk yang terus melonjak membuat petani SP 6 kian merana.
“Kalau dihitung-hitung, kita petani ini sudah rugi karena harga jual sekarang rendah. Misalnya seperti sayur pare, sekarang Rp 3 ribu per kilo dari yang sebelumnya Rp 7 ribu,” keluh Mus, petani SP6, saat ditemui di lahan kebunnya, Sabtu (2/7/2022).
“Harga itu tidak sebanding dengan pupuk yang kita beli Rp 1 juta per karung,” imbuhnya.
Menurut Mus, harga satndar yang pas antara pemasukan dan pengeluaran itu Rp 5 ribu.
“Kalau harganya Rp 5 ribu itu masih bisa. Itu harga standar, tidak buat kita menjerit seperti ini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Kampung Naena Muktipura, Lalu Sukri Rahman yang juga merupakan seorang petani mengatakan bahwa selama ini petani SP 6 kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait bantuan.
Sukri menyebutkan bantuan yang selama ini diterima hanya sekarung pupuk NPK Phonska dan urea. Itu pun hanya didatangkan setahun sekali.
“Dan yang dipakai itu juga hanya phonka. Urea tidak terpakai karena tidak dibutuhkan. Tapi itu mau tidak mau harus kita terima. Kalau kita tidak terima urea, maka phonska juga tidak dikasih,” jelasnya.
Sukri mengatakan seharusnya pemerintah melalui dinas terkait bisa lebih memperhatikan para petani di SP 6 karena pasokan terbesar sayuran di Timika berasal dari wilayah tersebut.
“Kasihan memang petani di sini. Harga jualnya sudah rendah, tambah lagi harga pupuk yang tinggi. Untung tidak ada, malah rugi” ucapnya.
SUMBER : Harga Jual Anjlok Hingga 50 Persen Petani Sayur SP 6 Mengeluh Karena Merugi