Guru SMK Magang di Freeport Indonesia

TIMIKA, pojokpapua.id – Sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan sumber daya masyarakat lokal lewat dunia pendidikan, PT Freeport Indonesia melalui Institut Pertambangan Nemangkawi bekerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Mimika menjalankan program magang bagi guru produktif.

Kerjasama ini sudah berjalan selama tiga tahun dan sekarang memasuki tahun ketiga. Ada total 35 guru yang mengikuti program magang dan terbagi dalam lima angkatan. Guru magang berasal dari 7 SMK yang ada di Mimika yakni SMK Negeri 1 Mimika, SMK Harapan Timika, SMK Hermon, SMK Yosua, SMK Don Bosco, SMK Pelita dan SMK Amamapare.

Para guru akan menjalani magang selama sebulan penuh. Angkatan ketiga dari program ini secara resmi mulai magang ditandai dengan penyematan alat pelindung diri seperti helm, rompi dan kacamata. Acara ini digelar Jumat (21/7/2023) di Institut Pertambangan Nemangkawi.

Hadir dalam kegiatan, Sekretaris Dinas Pendidikan Mimika, Frans Bokeyau, Vice President Community Relayions, Engel Enoch, Vice President Papuan Affairs Devisi, Soleman Faluk Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMK se-Kabupaten Mimika, Jhon Lemauk dan para kepala sekolah.

Vice President Community Relayions, Engel Enoch  mengatakan ini merupakan salah satu komitmen bersama dan kolaborasi antara PT Freeport Indonesia sebagai industry dengan dunia pendidikan. Lembaga ini memiliki peran masing-masing. Sekolah sebagai tempat kegiatan belajar mengajar, dimana guru produktif mengajarkan tentang materi dan terkait dengan keahlian.

Sementara di perusahaan, merupakan salah satu laboratorium yang menjalankan proses operasi pertambangan dan pekerjaan lain baik dari sisi maintenance, mengelola konsentrat, hingga pengiriman konsentrat.

Proses atau operasional perusahaan pertambangan inilah yang ingin disampaikan Freeport kepada para pelajar di Mimika melalui para guru. “Kami ajak guru supaya bisa melihat, bagaimana kita menghubungkan antara sekolah dengan perusahaan,” kata Engel.

Tujuan lain dari proses magang ini diharapkan jadi agen perubahan menyesuaikan dengan kondisi perusahaan sebagai pasar kerja. Dengan harapan guru peserta magang menjadi wakil dari perusahaan bisa mentransfer ilmu kepada siswa di sekolah.

Namun Enoch menekankan, bahwa tidak hanya sekadar kompetensi teknis tapi nilai-nilai yang ditanamkan perusahaan juga diharap bisa dipahami oleh pelajar yang nantinya akan memasuki dunia kerja. “Sehingga mereka bisa merubah mindset, supaya ketika masuk dunia kerja tidak hanya keterampilan teknik tapi minset sudah terbentuk,” tegasnya.

Program bagang berdurasi selama sebulan dengan jurusan teknik instalasi listrik, pengelasan, teknik alat berat dan geologi pertambangan. Selama magang, guru akan didampingi oleh instruktur dari IPN.

Program ini diapresiasi Sekretaris Dinas Pendidikan Mimika, Frans Bokeyau. Ia menjelaskan, bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu. Jadi SMK mengutamakan penyimpanan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mampu mengembangkan profesionalisme.

Namun pada kenyataannya banyak lulusan SMK tidak bekerja atau menganggur dan salah satu penyebab yang berhasil diidentifikasi adalah karena kurang adanya pengalaman dan pengetahuan yang ada pada dunia industry. Sehingga guru perlu dibekali pengalaman tentang dunia industry yang sesungguhnya.

Dengan begitu kata Frans, lewat magang ini bisa meningkatkan kualitas dan kapabilitas guru untuk mampu mempersiapkan dan menghasilkan lulusan yang bermutu yaitu lulusan yang mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja.

Guru juga bisa mendapat ilmu untuk mengembangkan model ajar sebagai guru produktif yang dapat meningkatkan kemampuan yang berimbas ke sesama guru untuk menghasilkan lulusan lulusan yang bermutu.

“Oleh karena itu kami mewakili pemerintah dan juga pimpinan dinas pendidikan menyampaikan terimakasih kasih banyak kepada PT Freeport Indonesia melalui Institut Pertambangan Nemengkawi yang telah melakukan kegiatan guru masuk ke dunia industri melalui kegiatan magang ini,” ujar Frans.

Ia juga berharap agar guru yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti magang ini harapannya untuk menggunakan kesempatan ini dengan baik untuk mengetahui semua aspek yang ada pada dunia industri ini, agar kemudian mampu mentransmisikan atau mentransferkan kepada siswa di sejumlah SMK yang ada di Mimika. “Utamakan keselamatan kerja di tempat magang, dan tetap mengikuti arahan dari pendamping yang mendampingi,” tutupnya.(*)

Sumber: Pojok Papua Read More

Pos terkait