Jansen Hebi Marapu
(Foto: Istimewa)SALAM PAPUA (TIMIKA) – Jansen Hebi Marapu, petinju Indonesia asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kesempatan mengejar prestasi tingkat internasional, usai meraih kemenangan knockout (KO) ronde kedua atas Nicola Cipolletta asal Italia di Boxen Statt Theater, Bern, Swiss, pada Bulan April 2022 lalu.
Secara keseluruhan, pria kelahiran 15 Januari 1989 ini mengantongi rekor 16 kemenangan dengan 12 di antaranya diraih dengan hasil KO serta satu kali kalah.
Sepanjang karier profesional, Hebi juga tercatat pernah menyandang gelar juara WBC Asian Boxing Council Silver kelas ringan. Tepatnya pada 10 Maret 2018 setelah meraih kemenangan KO ronde sembilan atas petinju Thailand Phutthiphong Rakoon di Cilandak Town Square, Cilandak, Jakarta.
Kepada Salam Papua, anak ketujuh dari delapan bersaudara asal Kampung Kalu, Kelurahan Prailiu, kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur ini menceritakan awal mula ketertarikannya pada olahraga tinju.
Ternyata hal yang suka dilakukannya saat masa anak-anak membawanya berkesempatan berkarir di dunia internasional.
Ia menceritakan semasa kecilnya gemar bertinju. Saat usia SD ia senang berolahraga terutama tinju.
Waktu luangnya banyak dihabiskan dengan bertinju bersama teman-teman di kampungnya.
Kegemarannya di masa kecil itu kini mengantarnya menjadi petinju profesional yang berprestasi bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri bahkan berkesempatan berkarir dan menjadi pemenang di tingkat internasional.
Sejak kecik juga Jansen memang bercita-cita menjadi petinju profesional dan dia berjuang keras untuk mewujudkannya.
Kemenangannya dalam duel kelas ringan (61kg) di Swiss itu menjadi jawaban atas doa dan usaha kerasnya.
Ia mengaku bersyukur dengan kemenangan ini membuka jalan untuknya meraih prestasi internasional.
“Bisa menjadi pemenang di tingkat internasional menjadi mimpi saja, kemenangan di Swiss ini semakin membuka jalan saya untuk sukses di tingkat internasional,” ungkap Jansen melalui pesan WhatsApp belum lama ini.
Anak dari wartawan pertama Sumba, Frans Wora Hebi dan almarhumah Elisabeth Hada Rendy ini mengaku sangat senang dengan prestasi yang telah ia torehkan.
Kemenangan yang diraihnya saat ini memacunya menjadi lebih baik lagi ke depannya.
“Saya senang sekali karena cita-cita saya dari kecil tercapai. Tapi saya akan tetap berlatih lebih keras lagi supaya bisa berprestasi lebih baik lagi. Saya juga bersyukur selalu mendapat dukungan dari keluarga, manajer saya Pak Lingga dan Ibu Verra juga semua team manajemen saya, XBC Sportech, yang di pimpin oleh Bapak Urgyen Rinchen Sim sebagai CEO,” ujar Jansen yang telah menamatkan kuliah tingakat S1 di Universitas Artha Wacana Kupang, NTT pada Tahun 2013 lalu ini.
Jansen juga memiliki harapan besar bagi generasi muda NTT berprestasi dalam karir.
Untuk generasi NTT yang berminat dalam dunia olahraga terutama tinju, ia berpesan agar banyak belajar baik dari petinju-petinju legenda Indonesia maupun luar negeri, juga belajar dari petinju-petinju dunia yang ada sekarang ini.
“Harus membuka wawasan supaya kita tidak ketinggalan dengan informasi atau pun teknik-teknik baru di dunia tinju,” ujarnya.
Menurut Jansen, semua pencapaian memerlukan kerja keras, rajin berlatih, fokus dan tetap semangat. Tunjukkan semua kemampuan saat berlatih dan sparing di atas ring.
“Kerja keras kita semua yang akan menentukan masa depan kita,” pesan Jansen yang masa kecilnya sangat mengidolakan Ellyas Pical dan Mike Tyson ini.
Sementara itu Ketua Kerukunan Tirossa (Timor, Rote, Sabu, Sumba, Allor) Kabupaten Mimika, Karlos Fobia mengaku merasa bangga dengan prestasi yang ditorehkan petinju asal Sumba itu.
Ia berharap prestasi Jansen memotivasi generasi muda NTT berprestasi di bidangya masing-masing.
Ia juga berharap kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk mendukung atlet-atlet yang berprestasi dengan memberikan kesejahteraan. “Dukungan dan penghargaan dari pemerintah itu penting, supaya memotivasi atlet-atlet lain juga beprestasi untuk mengharumkan nama daerah,” ujarnya.
Wartawan/Editor: Yosefina