Lapangan Terbang Perintis Aroanop dibangun oleh Freeport Indonesia dengan panjang landasan 461 meter dan lebar 18 meter serta berada di ketinggian 2.200 mdpl (Foto:Istimewa)
SALAM PAPUA (TIMIKA) – PT Freeport Indonesia (PTFI) membuka akses bagi masyarakat terpencil di area sekitar perusahaan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat tersebut.
Pembangunan infrastruktur berdampak nyata terhadap akses dan kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan terpencil seperti pegunungan Papua yang memiliki tantangan geografis.
Masyarakat di area kampung selama ini selalu jalan kaki melewati gunung, tebing serta sungai selama 2 hari untuk mencapai kampung terdekat hingga kota Timika.
Dalam hal ini, membangun infrastruktur transportasi darat merupakan pekerjaan yang sangat berat, membutuhkan biaya yang sangat besar, dan diperlukan usaha ekstra yang tidak dialami pembangunan daerah lain.
Untuk itu, dalam rilis yang diterima Salam Papua dari Corporate Communications PTFI, Selasa malam (2/8/2022), dijelaskan bahwa pembangunan lapangan terbang perintis menjadi pilihan PTFI untuk membuka akses, seperti halnya di kampung Aroanop, Kabupaten Mimika, Papua.
Pesawat Jenis Pilatus Porter di Lapangan Terbang Perintis Aroanop,
Distrik Tembagapura, Mimika, Papua
Kepala Kampung Aroanop, Deteminus Beanal mengapresiasi pembangunan lapangan terbang perintis oleh PTFI tersebut yang telah aktif sejak 2017.
“Masyarakat sangat terbantu dengan adanya lapangan terbang perintis, karena masyarakat sebelumnya kesulitan mengakses kebutuhan dasar seperti kesehatan, pangan dan sebagainya”, ujar Deteminus.
Sementara itu, Direktur & EVP Community Affairs PTFI, Claus Wamafma menjelaskan, pembangunan lapangan terbang perintis di kampung Aroanop merupakan bagian tidak terpisahkan dari Program Tiga Desa yang dilaksanakan sejak tahun 2000.
PTFI juga telah membangun sebuah lapangan terbang di kampung Tsinga, Distrik Tembagapura yang dioperasikan pada tahun 2011.
Beberapa proyek infrastruktur masyarakat telah dibangun oleh PTFI sebagai bentuk kontribusi bagi pembangunan di Kabupaten Mimika, Papua.
Proyek-proyek infrastruktur masyarakat yang berasal dari kontribusi perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar perusahaan.
PTFI membangun Dam air untuk menampung air bersih untuk disalurkan ke perumahan warga di area Opitogong, kampung Waa Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika
Anak-anak melintasi jembatan di desa Banti 1,
Distrik Tembagapura, Mimika, Papua
Proyek ini dilakukan di wilayah dataran tinggi dan dataran rendah sekitar area operasi perusahaan untuk mendukung kegiatan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan bagi masyarakat sekitar.
“Sejak dimulainya program Tiga Desa di dataran tinggi pada tahun 2000, PTFI telah menginvestasikan lebih dari US$ 100 Juta. Melalui proyek ini, PTFI menyediakan dana, peralatan, material, transportasi dan tenaga kerja untuk membangun jaringan infrastruktur yang mencakup lebih dari 300 rumah, 3 sekolah, 10 rumah guru, 3 klinik, 3 pasar tradisional, 13 gereja, 21 jembatan, hingga 2 lapangan terbang perintis,” ungkap Claus.
Claus menambahkan, investasi dalam infrastruktur masyarakat telah memberi manfaat bagi sekitar 7.500 masyarakat Amungme yang tinggal di daerah dataran tinggi terpencil di Kabupaten Mimika, Papua. Pada tahun 2021, PTFI juga menginvestasikan sekitar US$ 2,5 juta untuk melaksanakan Program Tiga Desa.
“PTFI terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dalam upaya untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan melalui kontribusi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya yang selaras dan mendukung pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujarnya.
Editor: Jimmy R
Sumber: SALAM PAPUA Read More