Kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Pratama yang sedang dibangun di Waa-Banti (Foto:Istimewa)
SALAM PAPUA (TIMIKA) – Layanan kesehatan menjadi satu bagian selain pendidikan dan ketenagakerjaan untuk percepatan pembangunan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat asli Papua saat ini.
Dalam hal ini, pembangunan Rumah Sakit juga menjadi salah satu faktor pendukung yang sangat penting bagi efektivitas layanan kesehatan khususnya di wilayah yang jauh dari kota, termasuk di daratan Papua.
Hal tersebut menjadi alasan mendasar Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Kesehatan, yang sejak pertengahan tahun 2022 sudah mulai membangun Rumah Sakit Umum Daerah Pratama di Kampung Waa-Banti Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai perusahaan dunia yang operasi pertambangannya terletak di wilayah Kabupaten Mimika, turut mengambil peran penting pada proses pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tersebut.
Group Leader Community Infrastructure PTFI Rolly Nelwan mengungkapkan, atas dasar Memorandum of Understanding (MoU) atau kerjasama dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Mimika, PTFI melalu Departemen Government Relation (GovRel) dan Community Affairs akan memberikan dukungan penuh hingga RSUD dimaksud selesai dibangun, baik untuk mobilisasi material bangunan yang hendak dibawa ke Waa-Banti maupun penyediaan Franna Crane 25 ton pada proses pekerjaan pembangunan.
PTFI juga memberi dukungan berupa fasilitas listrik dan air bersih, bahkan setelah Rumah Sakit tersebut selesai dibangun, PTFI berkomitmen akan menyediakan 1 unit ambulans untuk menunjang kelancaran pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit tersebut kepada masyarakat sekitarnya, yang pada umumnya merupakan orang asli Papua.
“Melalui Departemen Community Development pada Divisi Community Affairs PTFI dan juga dibantu Departemen terkait di lingkungan PTFI seperti GovRel, Fleet Management, Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI), Supply Chain Management (SCM), Finance & Accounting dan Security & Risk Management (SRM) untuk menyediakan truck dan alat berat agar mobilisasi material-material bangunan berupa bisa ditempatkan di dalam container, open dry, modified pipe skid untuk mengangkut material struktur baja, bama, pasir, bata ringan, dan material bangunan lainnya. Jadi kontraktor Pemkab Mimika mengirimkan material-material tersebut ke Mil 32 lalu kemudian PTFI yang melanjutkan ke Kampung Waa-Banti. Karena wilayah yang akan dilewati masih zona merah, maka kita (PTFI) juga berkoordinasi dengan TNI-POLRI untuk keamanannya. Tapi memang ada back charge dari biaya-biaya yang ditimbulkan dari pengadaan alat-alat tersebut, seperti yang tertuang pada RAB di MoU, yang nantinya akan dibayarkan oleh pihak kontraktor Pemkab Mimika ke PTFI. Sampai saat ini progres pembangunan Rumah Sakit sudah 50 persen,” ujar Rolly saat diwawancarai salampapua.com belum lama ini.
Rolly menambahkan, sebelum dimulainya proyek pembangunan RSUD ini, PTFI dan Pemkab Mimika sudah mengumpulkan para kepala desa dan kepada suku dari kampung Banti 1, Banti 2, Opitawak, dan Kimbeli.
“Pada pertemuan tersebut, pihak kontraktor dari Pemkab Mimika mempresentasikan Bangunan Rumah Sakit tersebut, baik dalam bentuk gambar maupun video 3 dimensinya. Dan para kepala desa dan kepala suku setuju serta senang sekali dengan pembangunan Rumah Sakit tersebut,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold R. Ubra,S.Si,M.Epid mengungkapkan bahwa pihaknya akan membangun Rumah Sakit di Waa-Banti, Tembagapura. Dimana terkait mobilisasi material maupun hal-hal teknis lainnya mendapat dukungan penuh dari PTFI. Material dan kebutuhan lainnya untuk pembangunan Rumah Sakit tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2022, dengan nilai sebesar Rp 66 Miliar.
Wartawan/Editor: Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More