FKUB Mimika Gelar Doa Bersama Untuk Kedamaian di Tanah Papua

Doa bersama FKUB Mimika yang dipimpin oleh masing-masing tokoh agama secara bergantian (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– Mengingat hangatnya situasi pro dan kontra pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) di Papua, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mimika menggelar Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Kedamaian di Tanah Papua.

Pantauan salampapua.com, kegiatan ini dihadiri oleh lima tokoh agama yang ada di Timika.

Ketua FKUB Mimika Ignatius Adii dalam sambutan mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dengan tema “manusia merencanakan, Tuhan menentukan” ini merupakan tema yang sentral, karena manusia hadir atau ada di bumi itu karena rencana Tuhan.

Selain tema tersebut, kata Adii, sub tema yang menjadi sasaran adalah Papua damai. Damai itu terjadi dimana-mana, oleh karena itu mari jaga toleransi dan kerukunan bersama.

“Damai yang kita harapkan adalah damai yang datang dari Tuhan. Oleh karena itu, doa merupakan salah satu bentuk minta kepada Tuhan sehingga Tuhan akan berikan yang terbaik. Doa bukan sebagian keluhan tapi doa merupakan permohonan jawaban yang akan diberikan sesuai kehendak Tuhan,” katanya.

Sementara Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra,S.H,S.I.K yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa sesuai dengan tema dan jika ditanam dalam sanubari itu tidak ada pemaksaan sebab semua berjalan dengan aturan dan ketentuan yang ada.

Keamanan itu memang kebutuhan dan mari sama-sama bergandeng tangan untuk menjaga Kamtibmas yang sudah kondusif serta menjunjung semboyan Mimika “Eme Neme Yauware”.

Iapun mengapresiasi kontribusi FKUB kepada kepolisian yang sangat positif untuk  penanganan persoalan masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi atas kontribusi FKUB. Semoga ini terus berkelanjutan, sehingga Mimika tetap aman dan damai,” ungkap Kapolres.

Sedangkan Asisten II Setda Mimika, Wilem Naa yang mewakili Pemkab Mimika menyampaikan bahwa doa bersama yang dilaksanakan ini untuk meminta kedamaian kepada Sang Pencipta.

“Dengan tema ini artinya kita berdoa apa yang sudah kita taburkan di kota ini, maka itu yang kita tuai kembali. Mari kita semua bergandeng tangan untuk kedamaian di tanah Papua dan terlebih khusus di Timika karena kita semua tahu Kabupaten Mimika merupakan kota yang terkenal dengan toleransi antar umat beragama,” ujar Wilem.

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy R

Pos terkait