TIMIKA – Fasilitas gedung dan asrama SD YPPK Seminari Santo Yohanis Pembaptis yang mendidik anak-anak Amungme dan Kamoro sudah ada sejak 2 Februari 2014. Seiring waktu berjalan, fasilitas pendukung asrama yang kini juga mendidik anak-anak lima suku kekerabatan ini sudah rusak. Untuk itulah, Freeport melalui YPMAK diharapkan bisa memperbaiki sarana pendukung yang sudah rusak ini.
Harapan agar dibenahinya sarana pendukung di SD YPPK Seminari Santo Yohanis Pembaptis ini diungkapkan oleh Komisi C DPRD usai melakukan kunjungan kerjanya di asrama sekolah ini, Rabu (3/8/2022).
Kepala SD YPPK Seminari Santo Yohanis Pembaptis, Sr M Silfina, PRR mengatakan
saat ini mereka masih mengalami kendala kurangnya fasilitas pendukung seperti kolam renang. Sesuai dengan kebiasaan anak-anak Kamoro yang gemar berenang, mereka membutuhkan sarana untuk berenang. Namun, sekolah dan asrama tidak memiliki sarana kolam berenang sehingga membuat anak-anak kadang kurang betah berada di asrama.
Sekolah juga perlu fasilitas olahraga namun belum didukung dengan sarana lapangan yang saat ini dipenuhi dengan lumpur. “Ada lapangan, namun belum bisa maksimal digunakan karena dipenuhi lumpur. Anak-anak juga membutuhkan sarana olahraga seperti bola,” ungkapnya.
Dikesempatan ini, Sr Silfina juga mengatakan pihaknya membina 100 persen orang Papua. Di mana, yang tinggal di asrama sebanyak 86 anak perempuan dan anak laki-laki sebanyak 64 orang. Sementara total keseluruhan anak yang bersekolah sebanyak 370 murid lebih dengan tenaga pengajar 15 guru. Semua tenaga guru ini adalah honorer.
Adapun bangunan sekolah dan asrama dibangun oleh Freeport melalui YPMAK, dikhususkan dua suku Kamoro dan Amungme. Tapi dalam perjalanan sampai saat ini sudah ada anak-anak lima suku. Kebijakan ini akan berubah di tahun 2022 yang akan dikembalikan ke anak- anak dua suku saja.
Setelah lulus dari sekolah ini, YPMAK mempercayakan ke asrama guna memberikan data anak-anak untuk selanjutnya dari data ini mereka akan didaftarkan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP di Semarang dan Manado.
Untuk tenaga pengajar, honor mereka dibayar oleh sekolah dari uang SPP anak-anak. Sementara untuk keperluan sehari-hari di asrama semua sudah ditanggung oleh YPMAK, begitupun dengan SPP anak-anak yang tinggal di asrama.
Selain ditanggung oleh YPMAK, pemerintah juga memberikan dukungan atas keberadaan sekolah ini dengan menurunkan anggaran BOS maupun Bopda.
Menanggapi keberadaan SD YPPK Seminari Yohanis Pembaptis, Ketua Komisi C DPRD, Aloisius Paerong menyebut sekolah yang berpola asrama ini adalah model pendidikan yang harus didukung penuh sebab mencetak generasi Papua sejak usia dini. Setelah adanya fasilitas pembangunan yang maksimal baik sekolah maupun asrama, sarana pendukungnya pun kata dia, harus diperhatikan.
“Sekolah ini berpola asrama, mereka betul-betul memprioritaskan anak-anak Kamoro dan Amungme. Yang kekurangan ini kita harus benahi, karena ini adalah sarana pendidikan mencetak generasi Papua sejak usia dini, harus didukung penuh juga oleh pemerintah,” jelasnya.
Politisi Partai Perindo ini juga menyebut, dalam Pokirnya di Dapil V, ia sudah mengusulkan agar jalan didepan sekolah ini ditimbun dan juga dilakukan pengaspalan. Namun, hal ini belum terealisasi karena satu dan lain hal.
Sementara itu, Anggota Komisi C, Elminus B Mom berharap anak-anak yang bersekolah di SD YPPK Seminari Santo Yohanis Pembaptis ini bisa terus didukung oleh pemerintah. Mereka kata dia adalah para generasi emas Papua khususnya Amungme dan Kamoro yang berdomisili di sekitaran SP2,SP3, Iwaka dan Kwamki Narama.
Anggota Komisi C lainya, Saleh, Alhamid mangatakan setelah kunjungan, akan ada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komisi C kepada Dinas Pendidikan untuk mengungkapkan ada tidaknya dana Otsus yang diturunkan ke sekolah ini. Hal ini sebutnya harus diprogramkan oleh dinas sebab sekolah berpola asrama ini mendidik anak-anak Papua sehingga perlu perhatian lebih dari pemerintah.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More