Drs Leonardus Kocu Gelar Reses II, Berikut Aspirasi Warga Inauga di Dapil III Mimika

Penyerahan bantuan Bama kepada warga Inauga dalam Reses II Drs. Leonardus Kocu (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– Anggota DPRD Kabupaten Mimika dan juga sekaligus Ketua Fraksi Partai Perindo Kabupaten Mimika, Drs. Leonardus Kocu menggelar Reses II di Dapil III tepatnya di Kelurahan Inauga, Distrik Wania, Mimika, Jumat (21/10/2022).

Dalam Reses yang mengusung tema “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat” dan dihadiri puluhan warga dari masing-masing RT di kelurahan Inauga, Drs. Leonardus mengawali dengan menyampaikan bahwa sesuai jadwal kerja dan tupoksi DPRD adalah melakukan pengawasan terhadap pembangunan, legislasi dan penganggaran.

“Jadi tugas kami yang paling penting adalah melihat perkembangan dan masalah pembangunan serta keluhan masyarakat. Jadi kami tidak hanya terkurung di kantor, tapi inilah waktunya kami turun ke masyarakat dan mendengarkan masukan-masukan langsung dari masyarakat,” katanya.

Berikut beberapa aspirasi konstituen yang disampaikan:

Diana Monim, warga RT 13 mengusulkan agar DPRD bersama Pemkab Mimika untuk serius memperhatikan warga yang tidak mampu di semua bidang, khususnya yang mengalami kesulitan membiayai anak sekolah. Sebab, kemajuan negara Indonesia dapat terlihat ketika warganya sejahtera.

“Saya hanya ingin dewan dan pemerintah lihat, apakah selama ini warganya sudah sejahtera atau tidak? Tolong diperhatikan betul-betul. Bagaimana negara kita dibilang maju kalau masih banyak warganya yang tidak sejahtera?” ungkap Diana.

Selanjutnya, Ketua RT 02, Kampung Mawokauw Jaya, Elisabeth Kemesfle meminta agar DPRD dan Pemerintah membuat sebuah Perda khusus terkait penjualan produk lokal yang menjadi ciri khas orang Papua seperti pinang, sagu, sarang semut, minyak buah merah, daun gatal, termasuk makanan babi dan produk lainnya.

Menurut Elisabeth, Perda tersebut sangat penting karena ketika ada Perda maka kesejahteraan masyarakat akan merata. Dalam hal ini, ketika orang Papua ada hasil jual produk lokalnya maka bisa berbelanja di kios dan tokoh milik pedagang pendatang untuk membeli pakaian, kebutuhan sembako dan produk lainnya yang tidak ada di Papua.

“Keberpihakan bagi masyarakat Papua itu sama sekali tidak ada. Kasarnya, produk lokal Papua sudah dicuri, dan kami yang orang Papua akhirnya menderita. Kalau poin ini tidak bisa didengar, kami akan demo untuk tuntut hal ini. Kami ibu-ibu juga bisa demo. Tolong di tahun 2023 Perda itu harus dikeluarkan. Ini usulan kesekian kalinya selama saya ikut reses,” tegas Elisabeth.

Sedangkan Markus Tahiba, warga RT 26 Inauga mengeluhkan kejelasan pemerintahan RT, karena banyak warga yang terkatung-katung dan tidak pasti apakah warga Inauga atau Kamoro Jaya. Selain hal itu, akses jalan di Hasanuddin, tepatnya di depan Hotel Horison, selalu digenangi air ketika hujan lantaran pembangunan drainase hanya ada di sisi kanan.

“Kalau bisa dua keluhan itu diperhatikan. Di RT 26 itu kita kehilangan pemimpin sehingga warga bingung mau kemana? Kalau ke Kamoro Jaya, warga ditolak,” katanya.

Didampingi Lurah Inauga, Gerson Rumbarar, Drs. Leonardus Kocu menjawab aspirasi tersebut bahwa setiap usulan warga tersebut telah menjadi catatan khusus untuk selanjutnya dibahas bersama Pemerintah melalui OPD-OPD terkait.

Untuk usulan rumah warga sebetulnya telah masuk dalam program berdasarkan pokok pikiran (pokir) dewan.

Adapun terkait usulan Perda yang melindungi  produk lokal, menurut dia telah beberapa kali  didiskusikan bersama dan menjadi bagian dari agenda Bapemperda di DPRD. Diharapkan, hingga tahun 2023, usulan itu menjadi satu poin prioritas yang akan dibahas dan ditetapkan.

“Usulan Perda itu memang sangat penting untuk keberpihakan bagi masyarakat Papua, karena memang itu juga yang menjadi keluhan mereka selama ini. Itu hal yang positif,” tuturnya.

Demikian juga untuk usulan pembukaan akses jalan khususnya bagi warga yang berdomisili di sekitaran RSUD Mimika. Hal ini menjadi perhatian agar tidak menjadi masalah, yang sama-sama dapat menguntungkan, baik bagi warga maupun bagi kelancaran pelayanan di RSUD.

“Saya juga sudah berdiskusi dengan direktur RSUD, termasuk untuk normalisasi sungai yang ada di wilayah itu,” ujarnya.

Pantauan salampapua.com, reses diakhiri dengan pembagian bantuan bahan makanan (Bama) kepada warga.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait