TIMIKA – Upaya Dinas Kesehatan Mimika untuk melakukan deteksi dan pencegahan penyakit TB mendapat ganjaran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Lewat lomba deteksi TB yang diadakan Kemenkes, Dinkes Mimika menjadi juara pertama dengan jumlah deteksi tertinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra yang ditemui Kamis (11/8/2022) mengatakan setiap program di bidang kesehatan tidak boleh berdiri sendiri atau eksklusif. Harus inklusif dan partisipatif. Lomba deteksi TB Kemenkes, menjadi momen bagi Dinkes Mimika untuk melakukan kolaborasi.
Hasilnya, target deteksi 8.100 yang diberikan Kemenkes mampu dilampaui oleh Dinkes Mimika. Sejak Februari hingga Juni total skrining atau deteksi mencapai 45.100. Bahkan Dinkes menargetkan 100 ribu skrining hingga akhir Tahun 2022. “Semakin banyak skrining, semakin kita tahu posisi dimana, sehingga saya minta untuk skrining 100 ribu tahun ini,” terang Reynold.
Reynold mengungkapkan, dari 45.100 skrining yang dinyatakan positif TB ada 5 persen. Kata dia, itu angka yang kecil. Dibanding, temuan karena penderita datang dengan gejala kemudian ditracing tentu angkanya di atas 5 persen. “Jadi kita memulai dengan menyiapkan, mencari berapa banyak orang yang TB dulu. Dari situ kita memulai berapa banyak TB yang didapat, berapa yang diobati dan berapa yang sembuh,” katanya.
Jika temuan tinggi, maka menurutnya itu dipengaruhi beberapa indikator. Penemuan kasus lebih dini, kasus terkonfirmasi, berapa sukses pengobatan dan berapa yang minum obat sampai tuntas. “TB itu adalah penyakit laten, kita terpapar. Kita mungkin pikir itu batuk biasa saja, sesak nafas berpikir itu biasa saja,” katanya.
Untuk memutus mata rantai penularan adalah dengan deteksi TB lebih dini melalui tanda gejala yang bisa diketahui oleh setiap orang. Seperti mengalami batuk dalam 2 bulan terakhir. Terjadi penurunan berat badan, keringat di waktu malam tanpa aktifitas dan ada kontak dengan orang TB atau tidak.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More
