Tampak cincin gorong-gorong berdiameter 50 cm yang akan digunakan membangun tanggul laut untuk melindungi pemukiman warga Atuka dari hempasan gelombang tinggi dan pasang air laut (Foto:Istimewa)
SALAM PAPUA (TIMIKA)- Kepala Kampung Atuka, Distrik Mimika Tengah, Arnoldus Natikapereyau kuatir terkait seawall di Atuka yang dikerjakan Dinas PUPR Kabupaten Mimika baru mulai dibangun saat ini.
Seawall (tembok laut) atau yang dikenal dengan tanggul laut ini dibangun untuk melindungi pemukiman warga sekitar dari hempasan gelombang air laut tinggi dan pasang air laut yang biasanya terjadi pada bulan Desember.
“Sekarang sudah di penghujung tahun dan sudah dekat bulan Desember sedangkan pekerjaan baru dimulai. Kalau pekerjaan tidak selesai tahun ini maka pemukiman masyarakat akan kembali terendam air laut,” ujar Arnoldus kepada salampapua.com melalui sambungan telepon, pada Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, seharusnya pekerjaan itu sudah dimulai pada bulan Juni atau Juli sehingga bisa selesai sebelum memasuki Desember dan tidak tergesa-gesa.
“Jika pekerjaan baru dimulai pada triwulan terakhir maka pekerjaan bisa saja tidak selesai dan kualitas pekerjaan juga tidak maksimal. Kami tidak ingin pekerjaan ini dikerjakan terburu-buru karena nanti berimbas pada kualitas. Kita inginkan bangunan yang bisa bertahan lama bukan hanya bertahan satu atau dua tahun saja,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mimika, Dominggus Robert Mayaut menjelaskan, tahap pertama pembangunan seawall di tahun ini hanya 200 meter dari target pekerjaan 1 kilometer yang akan dibangun.
Seawall akan dibangun dengan ketinggian 3 meter, dimana setiap cincin gorong-gorong yang berdiameter 50 cm akan disusun vertikal sebanyak 6 cincin.
“Untuk tahap pertama ini pekerjaannya paling memakan waktu empat minggu, karena untuk 50 meter pekerjaan butuh waktu seminggu, jadi kalau 200 meter berarti sekitar 4 minggu selesai,” pungkas Robert.
Wartawan: Jefri Manehat
Editor: Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More