Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak, Yacub Magai, BSIT (batik hijau), Kepala Seksi Pengembangan Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Heriana Nirigi, S.I.P., M.Si (tengah) Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak, Carlos Murib, S.I.P., M.A.P., Kepala Seksi Pemberdayaan Seni dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak Dr. Beatrix Antoneta Manggo, S.Sos, M.Si, M.Div (baju biru) foto bersama sejumlah peserta kegiatan pembinaan sumber daya manusia (SDM) lembaga pranata adat di Hotel Serayu Timika, Papua.SALAM PAPUA (TIMIKA) – Pemerintah Kabupaten Puncak melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar pembinaan sumber daya manusia (SDM) lembaga pranata adat.
Kegiatan yang digelar di Hotel Serayu, di Jalan Yos Sudarso Timika, Papua pada Jumat (17/6/2022) ini diikuti 150 peserta terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, mahasiswa dan pelajar dari Kabupaten Puncak dan perwakilan dari 15 kelompok sadar wisata.
Kegiatan yang sumber pembiayaannya dari dana otonomi khusus (Otsus) Tahun Anggaran 2022 ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak, Yacub Magai, BSIT didampingi Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak, Carlos Murib, S.I.P., M.A.P., dan Kepala Seksi Pengembangan Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Heriana Nirigi, S.I.P., M.Si.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak, Yacub Magai, BSIT dalam sambutannya mengatakan di Kabupaten Puncak saat ini telah dibentuk 15 kelompok sadar wisata yang diSK kan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua.
Menurutnya 15 kelompok sadar wisata ini baru pertama kali dibentuk di Puncak dan merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan pariwisata di daerah.
“Kita bentuk kelompok ini sebagai fondasi untuk membangkitkan sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kabupaten Puncak. Tujuan kelompok ini memberdayakan masyarakaat untuk sadar akan pentingnnya pariwisata sehingga membutuhkan SDM yang qualified, jadi adik-adik yang sudah selesai kuliah sudah tamat SMA bisa terlibat di dalamnya,” kata dia.
Menurutnya fokus dari pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) Republik Indonesia saat ini adalah pengembangam desa wisata, maka 15 kelompok sadar wisata ini perlu dikembangkan dengan baik agar memberdayakan masyarakat bersama-sama mengembangkan desa wisata.
Untuk itu menurut dia perlu keterlibatan kepala distrik agar bisa menjadi perpanjangan tangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwiasata untuk memberdayakan masyarakat mengembangkan potensi lokal sebagai dukungan kepada pengembangan pariwisata.
“Seperti memberdayakan masyarakat membuat gelang, noken, panah atau kerajinan tangan lokal lainnya kemudian dibawa ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Nanti ada wisatawan yang datang kita pasarkan kita bilang ini kerajinan tangan masyarakat lokal,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pengembangan Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Heriana Nirigi, S.I.P., M.Si., sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut menyebutkan kunci suksesnya pembangunan pariwisata di suatu daerah adalah persoalan kemanan sehingga butuh dukungan dari masyarakat lokal.
Selain itu juga masyarakat harus diberdayakan mengelola makanan lokal dengan baik sehingga bisa dipasarkan di tempat-tempat wisata serta harus bersikap ramah kepada setiap wisatawan agar memberi kesan yan baik dan saat wisatawan kembali ke daerahnya membawa kenangan yang baik.
“Kalau wisatawan pulang membawa kenangan yang baik maka dia pasti menceritakan kepada keluarga, teman-temannya dan semakin banyak wisatawan yang datang, keuntungan buat daerah buat masyarakat pasti semakin besar,” ujarnya.
Menurutnya salah satu promosi wisata yang bagus juga melalui media sosial, dengan berfoto di spot foto yang bagus dan mempublikasikan di media sosial bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan, namun ia kembali menegaskan yang terpenting adalah kemanan.
“Tanpa kesadaran masyarakat untuk menciptakan kemanan maka sangat sulit untuk membangun pariwisata,” ujarnya.
Dalam kegiatan itu juga peserta aktif bertanya terkait pengembangan desa pariwisata.
Kepala Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Darius Murib, S.Th mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak.
Menurutnya dengan kegiatan ini dana Otsus benar-benar terserap di masyarakat untuk pengembangan potensi wisata yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga meningkatkan PAD Kabupaten Puncak.
Untuk itu ia berharap setelah kegiatan ini dinas tersebut bersama masyarakat bisa mengusulkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Puncak untuk menganggarkan pengembangan pariwisata.
Hanya saja ia mengeluhkan situasi politik yang sering membuat situasi di Puncak kurang kondusif.
“Terkait situasi politik ini kami masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pemberdayaan Seni dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak Dr. Beatrix Antoneta Manggo, S.Sos, M.Si, M.Div yang juga sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) kegiatan tersebut menyebutkan, pembinaan SDM dan lembaga pranata adat terpaksa dilakukan di Timika karena pihaknya merasa situasi di Ilaga belum terlalu kondusif.
“Biasanya kegiatan ini kita laksanakan di Ilaga tapi karena masalah keamanan sehingga kita laksanakan di Timika apalagi banyak peserta dari Kabupaten Puncak sedang mengungsi di Timika, jadi kalau kita laksanakan di Ilaga pesertanya juga pasti sedikit,” ujarnya.
Diakhir kegiatan dilakukan penyerahan SK oleh Kepala Seksi Pengembangan Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Heriana Nirigi, S.I.P., M.Si kepada empat orang perwakilaan dari 15 kelompok sadar wisata di Kabupaten Puncak.
Empat orang tersebut dari Kelompok Sadar Wisata Distrik Gome, Lambewi, Eralmakawiya dan Distrik Gome Utara.
Wartawan/Editor: Yosefina