Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas saat mengunjungi penambangan bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) PTFI pada level Haulage yang berada pada kedalaman 2760 mdpl (Foto:salampapua.com/Jiru)
SALAM PAPUA (TEMBAGAPURA) – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas bersama rombongan berkesempatan melihat langsung Tambang Grasberg PTFI di Tembagapura, Mimika, Selasa (16/8/2022).
Menteri Bahlil bersama rombongan secara khusus melihat proses penambangan di bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada level Haulage yang berada pada kedalaman 2760 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau sekitar 1600 meter di bawah permukaan tanah.
Pada kesempatan itu, ditunjukkan 2 lokomotif listrik otomatis dan gerbong yang membawa bijih yang telah ditambang dimasukkan ke unloading station.
Diketahui, metode GBC ini melalui 5 level yakni undercut level (2850 mdpl), extraction level (2830 mdpl), service level (2811 mdpl), haulage level (2760 mdpl) dan akhirnya drainage level (2710 mdpl). Sedangkan lokomotif listrik otomatis dikendalikan secara jarak jauh dari OB 4 di Mile 72 Tembagapura.
Bahlil mengaku kaget ketika melihat kecanggihan teknologi yang digunakan oleh PTFI dalam membangun tambang bawah tanah itu. Dirinya meyakini banyak orang begitu cepat menyimpulkan hal-hal yang belum dimengerti secara detail tentang proses teknologi untuk tambang bawah tanah yang dilakukan oleh PTFI ini.
Dia pun menyampaikan saat berada di Tembagapura sama seperti berada di luar negeri.
“Untuk itu perlu adanya kolabolasi yang positif antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport untuk menggunakan potensi yang ada. Jika barang ini baik untuk negara maka perlu didukung, yang penting jangan ada tipu-tipu gitu aja,” ujarnya.
Di samping itu, Menteri Bahlil juga bangga kepada anak-anak di negeri ini yang memiliki potensi di mana turut membangun konstruksi tambang bawah tanah tersebut. Termasuk di dalamnya orang-orang asli Papua, salah satunya adalah Hengky Rumbino asal Biak Numfor yang menyelesaikan pendidikan Sarjananya dalam bidang geologi di Institut Teknologi Bandung dan saat ini menjabat sebagai Vice President Underground Mine Operations PTFI, yang turut hadir pada kesempatan tersebut dan memberikan penjelasan-penjelasan seputar pengoperasian tambang bawah tanah.
Sementara saat wartawan bertanya kepada Presdir PTFI Toni Wenas terkait jumlah orang asli Papua yang bekerja di PTFI saat ini, mantan vokalis band tahun 80-an itu menjawab ada 41 persen lebih dan akan terus ditingkatkan. (*Adv)
Wartawan/Editor: Jimmy
Sumber: SALAM PAPUA Read More