TIMIKA | RS Waa Banti di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah diresmikan Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Jumat (15/9/2023).
Pembangunan RS ini menelan biaya Rp60 miliar dengan tambahan dukungan PT Freeport Indonesia ditotalkan berjumlah Rp 5 miliar.
Kemegahan RS terlihat berdiri kokoh di pegunungan Kabupaten Mimika yang dihuni 100 persen masyarakar asli.
Gedung yang terdiri dari dua lantai dengan konstruksi beton itu berdiri megah di celah pegunungan Tembagapura. Bahkan memiliki lift sebagai akses membawa pasien dari lantai 1 ke lantai 2.
RS Waa Banti memiliki sejumlah layanan mulai dari unit gawat darurat, kamar operasi dan sejumlah layanan lainnya.
Lokasi yang menjadi RS Waa Banti merupakan bekas bangunan fasilitas kesehatan yang dahulu dibakar oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) beserta gedung sekolah yang berada di sebelahnya.
RS Waa Banti yang diresmikan merupakan rumah sakit tipe D, yang menurut data sudah melayani 486 pasien sejak Agustus lalu.
Bupati Mimika Eltinus Omaleng terlihat bahagia meresmikan RS yang ia bangun di kampung kelahirannya untuk melayani masyarakat di Distrik Tembagapura.
Agar masyarakat mendapat akses pelayanan kesehatan yang memadai, Bupati mengaku ia berjuang melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupateb Mimika, Reynold Ubra mencari anggaran pembangunan, hingga berhasil mendapat dana dari DAK (Dana Alokasi Khusus).
“Rumah sakit mewah ini saya yang berjuang,” tegasnya.
Meski berjuang mendapatkan dana dari pemerintah pusat, orang nomor satu di Kabupaten Mimika ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada PT Freeport Indonesia yang ikut berperan dalam proses pembangunan RS Waa Banti.
“Kami juga terima kasih kepada Freeport,” ujar Bupati Omaleng.
Senior Vice President Community Development PT Freeport Indonesia, Nathan Kum mengungkapkan keterlibatan PTFI tidak hanya dalam proses pembangunan, PTFI juga mendukung operasional rumah sakit tersebut dengan menyediakan satu ambulance, akomodasi sementara bagi para tenaga kesehatan, bantuan makan sementara, satu unit Light Vahicle (LV) untuk mobilisasi, bantuan bahan bakar untuk genset dan LV, transportasi untuk tenaga kesehatan dan logistik (rute Timika – Banti – Timika), jalur komunikasi, pengelolaan limbah medis, perawatan LV dan Genset, serta dukungan dari RS Freeport Tembagapura.
Total dukungan PT Freeport Indonesia selama konstruksi berjumlah Rp 5 miliar.
Artikel ini telah tayang di seputarpapua.com
LINK SUMBER : Dibangun dengan Biaya Rp60 Miliar, RS di Pegunungan Mimika ini Dilengkapi Lift