Dewan Minta Dishub Mimika Utamakan Transportasi Untuk Anak Sekolah dan Tata Kembali Terminal

Leonardus Kocu (kiri) dan Thobias Maturbongs (kanan) (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– Anggota Dewan meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Mimika mengutamakan transportasi khusus bagi anak sekolah dan menata kembali seluruh terminal yang telah dibangun.

Anggota DPRD Mimika sekaligus Ketua Fraksi Mimika Bangkit, Drs. Leonardus Kocu menilai sebelum membuka trayek umum, jauh lebih baik agar Mini Bus PON XX digunakan sebagai angkutan untuk antar-jemput anak sekolah. Hal ini mengingat masih banyak anak-anak sekolah di Timika yang berdomisili jauh dari sekolah, sehingga sulit mendapatkan transportasi. Bukan hanya anak sekolah, juga dapat membantu para guru yang berdomisili jauh dari sekolah tempat mengajar.

“Kita lihat masih banyak anak-anak yang harus pergi sekolah jauh khususnya yang di wilayah Mapuru Jaya, Kuala Kencana dan di SP-SP. Kita dengar Dishub rencana mau buka trayek umum, kita pikir jauh lebih penting kalau membantu anak sekolah. Kalau memang tiga bus PON XX itu untuk umum, maka sediakan lagi angkutan khusus anak sekolah,” katanya, Kamis (30/6/2022).

Untuk pelayanan anak sekolah tentunya harus gratis dan Dishub perlu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, sehingga dapat menganggarkan dana khusus biaya angkutan tersebut.

“Dinas Pendidikan ini kan mengelola dana APBD cukup besar, jadi tidak perlu anak-anak membayar ongkosnya. Pokoknya itu semua bisa diatur asalkan kedua Kadis ini bisa saling koordinasi,” ucapnya.

Hal serupa disampaikan anggota Fraksi PDIP, Thobias Maturbongs. Thobias menambahkan bahwa Dishub harus menata atau mengaktifkan kembali terminal-terminal yang sudah dibangun, sehingga dapat difungsikan anak-anak sekolah untuk menunggu transportasi.

“Kasihan anak-anak banyak yang terpaksa numpang ojek dengan biaya yang cukup besar, karena disesuaikan dengan jangkauan ke sekolah masing-masing. Itu kan membebankan orang tua. Apalagi mereka yang di wilayah Kaugapu, Mapurjaya. Jam sembilan pagi itu mereka masih berdiri di pinggir jalan menunggu angkot. Itu yang kadang membuat mereka malas bahkan tidak mau pergi sekolah,” tutur Thobias.

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy R

Pos terkait