Sony Hartono. FOTO: YOSEF/TIMEX
TIMIKA,TimeX
Sony Hartono, Forecaster BMKG Moses Kilangin Timika menjelaskan curah hujan yang terjadi pada April lalu mengalami penurunan di bawah rata-rata 344 milimeter hanya 23 hari. Secara normalnya 496 milimeter.
“Ternyata di Bulan April ini dibawah rata-rata 496 menjadi 344 milimeter tapi angka ini tidak terlalu jauh,” jelas Sony, Rabu (5/5).
Baca juga : BMKG Prediksi Salju di Puncak Jaya Papua Punah 2025
Terjadi penurunan angka curah hujan disebabkan lima hari pertama di Timika tidak ada hujan sama sekali.
“Kalau misalnya waktu itu sampai 10 hari tidak hujan, itu sudah masuk musim kemarau, dan hampir tidak pernah terjadi seperti itu, dan biasanya terjadi kalau ada fenomena el nino, itu tahun 1997 dan 2015 yang parah, namun sekarang tidak ada el nino tapi kenapa tidak hujan selama lima hari kita sempat kuatir juga, tapi akhirnya setelah lima hari mulai hujan. Tanggal 8 hujannya cukup besar begitupun tanggal 10 April,” jelasnya.
Jumlah hari hujan pun sebelumnya selalu lebih dari 23 hari namun mengalami penurunan serta pada April lalu terlihat banyak petir.
“Untuk jumlah yang ada petir yaitu 17 hari, jadi itu cukup tinggi melebihi waktu Bulan Februari,” ungkapnya.
April dan Mei 2022 pola cuacanya hampir sama sebab pada April, posisi matahari ada diatas Timika, sehingga memang lebih panas.
Dalam tiga tahun terakhir, yaitu 2020, 2021 dan 2022 curah hujan memang mengalami penurunan dibawah normal.
“Terakhir normal itu tahun 2019. Memang di tahun 2021 curah hujannya agak berkurang, berkurangnya itu diawal tahun, di akhir tahun itu dia cukup banyak karena di akhir tahun dia ada La Lina kebalikan El Nino cuman La Linanya tidak terlalu kuat. Makanya agak tinggi hujan, sedikit akhir tahun. Justeru tahun 2022 awal tahun sampai sekarang curah hujan agar berkurang,” tutupnya. (a33)
The post Curah Hujan di Timika Berkurang appeared first on Timika Express.