TIMIKA – Sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika menggelar kegiatan sosialisasi komunikasi informasi dan edukasi rawan bencana.
Kegiatan yang digelar Selasa (9/11/2022) di Bobaigo Keuskupan Timika itu dibuka oleh Plh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Mimika, Petrus Lewa Koten didampingi Kepala BPBD, Yosias Lossu. Kegiatan ini diikuti berbagai elemen yang terlibat aktif dalam kegiatan tanggap bencana serta kelurahan dan distrik.
Plh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Mimika, Petrus Lewa Koten mengatakan menyongsong visi penanggunglangan bencana yakni masyarakat yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yang merupakann goresan upaya antisipatif dalam menghadapi perubahan kondisi bumi dengan berbagai konsekuensi serius bagi keselamatan hidup segenap masyarakat.
Penanggulangan bencana kata dia, merupakan ujung tombak dalam mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan hidup bersama dalam semangat membangun ketangguhan bangsa terhadap ancaman dan risiko bencana yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja.
Sehingga upaya penanggulangan bencana yang dilakukan menurut Petrus seyogyanya merupakan pelayanan prima oleh pemerintah bekerja sama dengan semua komponen masyarakat pada saat pra bencana, saat bencna dan pasca bencana.
Tingkat kerentanan yang tinggi akan berakibat pada peningkatan risiko bencana akan berakibat pada peningkatan risiko bencana. Pertumbuhan penduduk dapat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ruang dan lahan. Peningkatan pemanfaatan ruang dan lahan yang tidak terkendali, pembalakan luas, urbanisasi dapat mendorog peningkatan kerusakan lingkungan yang pasti akan berdampak pada kejadian bencana di sekitar.
Memperhatikan penetapan kawasan strategis nasional dimana Kabupaten Mimika termasuk dalam konsentrasi pengembangan sumber daya alam dan teknologi, maka Mimika harus ikur serta dalam menunjang pembangunan yang direncanakan tanpa menimbulkan risiko ancaman bencana yang baru.
“Oleh sebab itu, penataan ruang dan lahan dapat memperhatikan isu pengurangan risiko bencana integrasi mainstream pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan daerah sangatlah penting dilakukan,” ujar Petrus Koten.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More