TIMIKA, pojokpapua.id – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua dalam kurun waktu 3,5 tahun mulai 1 Januari 2020 – 9 Juni 2023 sudah melakukan sebanyak 11 kali translokasi dengan total satwa 5322 ekor dari Sumatera, Kalimantan Tengah, Bali, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Ribuan ekor satwa endemik Papua yang ada di kota-kota tersebut dikembalikan ke Papua.
Almunatsir selaku pengendali ekosistem hutan BBKSDA di kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Jumat (16/6/2023) mengatakan selama kurun waktu 3,5 tahun terakhir pihaknya sudah melakukan translokasi satwa endemik Papua untuk dikembalikan ke habitatnya.
Dari ribuan satwa ini yang paling banyak adalah jenis labi-labi sebanyak 5179 ekor. Dalam rentan ini, sambil melakukan translokasi, juga dilakukan kegiatan-kegiatan penanganan satwa baik dari penyerahan masyarakat atas kesadaran diri sendiri dan kegiatan patroli bersama stakeholder.
Adapun satwa-satwa yang didapat dari luar Papua ini sudah dilepasliarkan kembali ke habitatnya di Papua selama kurun waktu 3,5 tahun dengan 18 kali kegiatan. 4665 ekor satwa endemik Papua akhirnya dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Juga, yang terbaru besok akan dilepasliarkan satwa endemik Papua yang translokal dari Kalimantan dan DKI Jakarta sebanyak 60 ekor.
Translokasi satwa yakni pemindahan satwa dari satu lokasi ke habitatnya kata Almunatsir, dalam konteksnya, satwa yang dilepasliarkan ini adalah satwa yang berasal dari Selatan Papua dengan dukungan stakeholder termasuk PT Freeport. Masih banyaknya satwa endemik Papua yang dibawa secara ilegal ke luar dikarenakan satwa yang ada termasuk jenis satwa eksotis, juga di Papua belum ada yang melirik penangakaran satwa.
“Di Papua belum ada penangkaran yang fokus pada satwa-satwa endemik ini, jadi kalau ini ada, maka satwa yang dipelihara masyarakat itu dari penangkaran bukan dari alamnya langsung,” jelasnya.(*)
Sumber: Pojok Papua Read More