Anak-Anak Amor Diajak Tetap Semangat Sekolah, Pengusaha Diminta Rangkul Anak Papua Untuk Bekerja

Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng, S.Sos, M.Si (Foto:SAPA/Acik)

SAPA (TIMIKA) – Pada momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2022, Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng,S.Sos,M.Si mengajak anak-anak Papua khususnya suku Amungme dan Kamoro (Amor) untuk terus belajar serta memanfaatkan kesempatan dalam menempuh pendidikan, baik di tingkat SD, SMP, SMA maupun di Perguruan Tinggi.

Menurut dia, pendidikan sangat penting sebagai bekal hidup dalam bermasyarakat ataupun di dunia kerja, bahkan membangun negerinya sendiri di Timika dan di Papua pada umumnya.

“Ini saya sampaikan untuk seluruh anak Papua, khususnya anak-anak Amungme dan Kamoro. Pendidikan ini sangat penting. Kalau anak-anak semangat untuk sekolah, maka kami sebagai orang tua juga ikut semangat dan bahagia kalau anak-anak selesaikan pendidikannya,” ungkap Anton saat ditemui Salam Papua, Senin (2/5/2022).

Anton menambahkan, yang perlu dipahami, pendidikan bukan hanya di sekolah, tapi juga ada di dunia kerja atau dalam bermasyarakat. Anak-anak Amungme dan Kamoro harus bisa bekerja di semua bidang, baik di perusahaan besar, di perusahaan-perusahaan kecil, bahkan di toko, restoran, caffee, hotel dan dunia usaha lainnya.

“Pendidikan itu tidak hanya di sekolah saja. Kalau sudah kerja, selain terima gaji, kita juga belajar ilmu-ilmu untuk membangun diri sendiri dan keluarga,” ujarnya.

Untuk hal itu, ia pun berharap supaya seluruh pengusaha di Timika untuk merekrut anak-anak Papua, khususnya anak Amungme dan Kamoro agar mereka dapat belajar bekerja dan hidup mandiri.

Tidak dipungkiri, sebagian besar pengusaha merupakan orang non-Papua. Namun, ketika berada di Timika, berarti pengusaha tersebut adalah orang Papua, sehingga harus bisa bekerjasama atau merangkul anak-anak Papua. Karenanya, diharapkan dapat membina anak Amungme dan Kamoro serta anak-anak Papua secara keseluruhan.

“Saya lihat di seluruh tempat usaha di Timika, baik yang di ruko-ruko maupun tempat lainnya. Itu tidak ada anak-anak asli (Papua) yang bergabung untuk bekerja, apalagi anak Amungme dan Kamoro. Saya mau supaya warung-warung, caffee atau restoran harus terima anak-anak Papua khususnya Amungme dan Kamoro supaya bisa belajar. Saling berbagi ilmu itu penting, sebagai bagian dalam mendidik,” ujarnya. 

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy R

Pos terkait