TAMPIL-Kontingen Papua saat tampil di Pesta Paduan Suara Gerejawi XIII tingkat Nasional di Yogyakarta. Foto: Istimewa
TIMIKA,TimeX
Sebanyak 245 peserta Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi), yang merupakan kontingen asal Papua yang mengikuti ajang Pesparawi XIII tingkat Nasional di Yogyakarta terlantar. Perserta merasa kecewa karena tidak ada perhatian dari Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah) (LPPD) Provinsi Papua dan LPPD Kabupaten Mimika.
Obet Kaigere, Peserta Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC) perwakilan Mimika mengatakan, selama kontingen berada di Jogjakarta, ia dan rekan-rekannya merasa sangat kecewa, karena keberadaan mereka disana, tidak ada perhatian sama sekali.
Baca juga : PT RedpathJamin 2.500 OAP Peserta BPJS Ketenagakerjaan
“Yang membuat kami lebih kecewa, dari Kabupaten tidak membackup kami, “ujar Obet melalui telepon Sabtu (25/6).
Obet mengatakan, sebelum kontingan berangkat ke Jogja, saat acara perpisahan, LPPD Mimika menjanjikan uang saku kepada 46 peserta asal Mimika, namun tidak ada realisasi hingga saat ini. Dan keika peserta mempertanyakan janji tersebut, dari pihak LPPD Mimika memberi alasan bawah uang tersebut sudah dialihkan untuk mendanai pengadaan baju bagi peserta.
“Katanya kita punya baju itu, mereka yang biayayai, ” ucap Obet
Hal samapun dirasakan kontingen Papua pada umumnya termasuk Mimika. Pasalnya peserta asal provinsi juga dijanjikan hal yang sama, namun nihil termasuk peserta dari Kabupaten Asmat, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mamberamo Tengah, dan Kota Jayapura.
“Semuanya nihil, dari mulai kami tiba di Jogja sampai kegiatan selesai, sepeserpun tidak diberikan, uang saku yang dijanjikan hanya janji semata, ” ketusnya.
Bahkan selama peserta tiba di Jogja dan menempati hotel, kata Obet tidak pernah ada informasi dari LPDD kabupaten maupun provinsi soal arahan kepada pesertra. Sementara batas penginapan juga ditentukan, sehingga peserta harus meninggalkan hotel ada satupun arahan dari dari LPPD Provinsi dan Kabupaten,
“Kita harus keluar dari hotel, terpaksa kita mencari penginapan yang murah, sampai menunggu Selasa balik ke Timika. Itupun biaya penginapan kita tanggung sendiri, LPPD Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika lepas tangan, “ ungkap Obet.
Katanya lagi, setelah kegiatan usai, pesert pulang per kloter dari Jogja sejak 18 Juni sampai sekarang.
“Waktu kami tiba di Jogja Ketua LPPD Mimika meminta kami untuk menunggu sampai Rabu, katanya nanti adik-adik peserta dari Mimika akan diberi uang sedikit, kita tunggu tidak ada, waktu itu kami ada harapan setelah melihat bapak wakil bupati tiba di Jogja, dan menyaksikan perlombaan. Namun sampai beliau pulang ternyata tidak ada juga, beliau hanya menyampaikan terimakasih, ” ungkapnya lagi.
Terkait dengan kejadian ini, dirinya berharap agar tidak terluang lagi kedepannya, ia berharap pemrintah bisa memperhatikan peserta yang mewakili Mimika karena membawa nama daerah.
“Jangan tipu kami dengan kata-kata firman Tuhan. Ini event, berarti ada hak-hak peserta bukan sukarela, ini event Nasional, kita mengeluh karena selama latihan tidak ada perhatian sama sekali, ini event provinsi, kita mewakili provinsi,” tukasnya.
Kekecewaan yang dirasakan ini, bukanlah hal yang pertama, kata Obet Pesparawi tahun lalupun sama, tidak ada perhatian dari Pemkab Mimika.
“ Tahun lalu event Pesparawi Kabupaten juga begitu, kami sampai ribut dulu baru panitia LPPD kasih kita punya hak, sekarang lagi begini, event nasional lebih parah lagi, yang buat kami tambah kecewa, saat -saat ini saja LPPD lebih dulu tinggalkan kami,” pungkasnya. (a30)
The post 245 Peserta Pesparawi Asal Papua Terlantar di Jogja appeared first on Timika Express.