13 Siswa Bamanat Training Center Lulus Pelatihan Millwright Batch I dan Terima Sertifikat

Pemberian sertifikat kepada siswa lulusan Bamanat Training Center Batch 1 (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA)– 13 siswa pelatihan Millwright Batch I Bamanat Training Center (BTC) menerima sertifikat kelulusan setelah mengikuti  pelatihan selama kurang lebih sebulan.

Pantauan salampapua.com, penamatan sekaligus penerimaan sertifikat dari BTC ini dilaksanakan di Waanal Coffee dan Resto, Jalan Poros SP3 Timika, Papua Tengah, Kamis (15/9/2022), yang dihadiri perwakilan PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Institut Pertambangan Nemangkawi Soleman Faluk, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Mimika Yemi Gobay, Dinas Pendidikan Mimika Seldianus, Instruktur BTC Robert Agus Kubiari, Kepala Sekolah BTC Septinus George Saa serta orang tua peserta pelatihan yang telah lulus.

Kepala Sekolah BTC Septinus George Saa dalam sambutannya menyampaikan bahwa BTC didirikan oleh Four Brothers (Manurung bersaudara) yang tergabung dalam perusahaan grup besar Amiete Papua Group (APG). Pusat pelatihan ini dapat membantu mendorong anak-anak, terutama anak-anak dari dua suku besar di Timika yaitu Amungme dan Kamoro termasuk lima suku kerabat yang ada di Kabupaten Mimika.

“Manurung Brothers ini luar biasa ingin memberikan kontribusi kepada tanah Mimika, sehingga didirikan BTC ini. Yang diutamakan adalah untuk orang Amungme dan Kamoro termasuk lima suku kerabat di Timika,” ungkap George Saa.

Secara umum, BTC ini hendak menjadi bagian dari institusi yang berpartisipasi mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Mimika.

“Jadi sekolah ini sudah berjalan dan hari ini ada 13 siswa yang tamat. Puji Tuhan, dari 13 orang angkatan pertama ini ada 5 orang yang sudah naik (bekerja di wilayah operasi PTFI). Berarti saat pelatihan saja dokumen mereka sudah masuk di APG, karena kebijakan dari Direkturnya peserta siapa yang masuk ranking 5 besar, maka dokumennya kita urus duluan, kerena memang sudah mampu dan siap pakai,” ujarnya.

Disampaikan juga bahwa BTC sudah bekerjasama dengan beberapa instansi, baik di Timika maupun di luar Timika.

Program utama yang didorong pada  BTC yaitu terkait Millwright untuk mendukung internal perusahaan. Seiring berjalannya waktu, BTC juga membuka program K3 umum (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), karena sudah diwajibkan dalam dunia industri. Namun, setelah ajukan permohonan ke Dinas Ketenagakerjaan dan Dinas Pendidikan, akhirnya menjadi 5 program yang dijalankan.

“Yang saat ini kita jalankan yaitu Millwright dan safety,” jelasnya.

Instruktur BTC Robert Agus Kubiari menyampaikan, tujuan pelatihan anak-anak BTC Millwright Batch I ini adalah agar orang bisa mendapatkan pendidikan atau knowledge. Yang kedua, menjadikan orang memiliki skill atau keterampilan yang lebih baik. Kemudian, supaya orang bisa memiliki perilaku yang baik atau performance.

“Itu merupakan tiga hal yang harus dimiliki untuk seseorang yang akan BTC kirim menjadi karyawan di bidang teknik industri atau di bidang apapun,” kata instruktur yang belum lama pensiun sebagai karyawan PT Freeport Indonesia ini.

Di BTC ini menyiapkan tujuh unit atau program, namun yang saat ini telah dijalankan yaitu millwright dan assistantwright. Di bidang Millwright  biasanya ada tiga bagian, yaitu terkait mekanik mobil bensin, dan alat berat atau mobil diesel. Dalam hal ini bidang millwright ini lebih berkecimpung pada mekanikal industri. Sedangkan assistantwright sifatnya sebagai tenaga pembantu atau asisten dari millwright.

“Kelas millwright itu biasa pelatihannya kadang satu bulan lebih, yang assistantwright biasanya hanya satu minggu saja,” jelasnya.

Kedua adalah menjalankan K3 yang terbagi atas K3 umum dan K3 BNSP. Untuk selanjutnya, BTC berusaha mentraining overhead crane dan direncanakan akan mulai tanggal 26 September 2022. Setelah itu, BTC mempersiapkan progam terkait pekerjaan konstruksi. Itu berarti, jika ada perusahaan yang menang tender dan membutuhkan balai latihan kerja, maka BTC akan bantu melatih siswa atau karyawannya.

“Itu yang kita siapkan. Kita akan bina setiap orang yang menjadi siswa di BTC, apalagi kita prioritaskan yang merupakan anak dua suku asli dan lima suku kekerabatan lainnya di Timika,” ujarnya.

Selain itu, saat ini telah ada beberapa pencari kerja (Pencaker) yang meminta agar BTC membuka kelas welder. Untuk itu, direncanakan ke depannya, BTC juga telah memiliki bengkel di SP3 yang disiapkan dari PT Bamanat Amiete Papua (BAP) yang berkerja sama dengan Masindo.

Setelah kelas welder, BTC juga siap buka kelas housekeeping. Ini berarti berkaitan dengan pekerjaan restoran, hotel dan yang lainnya.

“Saat ini kita sudah mulai kelola bengkel. Bahkan sudah ada beberapa siswa yang bisa ngelas atau pekerjaan welder. Tapi untuk kelas khusus welder kita belum ada,” tuturnya.

Bertho, selaku perwakilan dari siswa pelatihan yang lulus menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada BTC, Amiete Papua Group, serta para instruktur yang benar-benar setia membimbing  kurang lebih selama satu bulan. Sebelum mengikuti pendidikan di BTC, dirinya mengaku hanya memiliki skill layaknya orang muda pada umumnya. Namun sangat bersyukur setelah mengikuti pendidikan di BTC, dirinya memiliki skill di bidang Millwright.

“Puji Tuhan dengan pelatihan Millwright ini saya bisa kembangkan bakat apa yang ada dalam diri saya. Jujur saja sebagai anak muda meski sudah berpendidikan, tapi kalau skill dan etitut masih kurang, maka semuanya percuma. Saya mewakili teman-teman menyampaikan terimakasih kepada BTC. Selama kurang lebih satu bulan kami betul-betul ditempa, baik di bidang Millwright, tapi perilaku kami juga benar-benar dididik. Kami ucapkan terimakasih,” kata Berto.

Setelah terima sertifikat, ia bersama teman-teman berkomitmen menerapkan tiap ilmu dan pembinaan yang didapat di BTC.

Sementara Perwakilan PTFI dari IPN, Soleman Faluk menyampaikan bahwa ada  tantangan terbesar dalam pengembangan SDM di seluruh Indonesia, baik di bidang pendidikan maupun dunia industri.

Yang pertama, terkait knowledge atau pengetahuan, dimana sistem pendidikan meluluskan ribuan orang setiap tahunnya, akan tetapi tantangannya adalah rata-rata tidak memiliki skill. Meski telah punya ijazah, tapi di sisi lain di dunia industri membutuhkan orang yang memiliki skill yang di dalamnya disebut kompetensi, dalam hal ini ditandai dengan sertifikasi. Tantangan berikut ialah perilaku.

“Hal-hal itulah yang menjadi kunci bagi kita semua saat berada di dunia kerja. Jadi harus disyukuri saat ini siswa BTC bisa lulus dan dapat sertifikat,” ungkapnya.

Soleman mengungkapkan, adanya program atau lembaga pengembangan skill seperi BTC sangat dibutuhkan. Untuk di Timika, salah satu sasaran dari pelatihan yang dibina BTC adalah PTFI. Namun, untuk industri-industri lainnya pun perlu dijalin sebagai partner supaya memanfaatkan anak-anak Amungme, Kamoro dan lima suku kerabat yang sudah mendapat pelatihan di BTC.

“BTC ini sudah menjadi jembatan untuk mentransfer calon tenaga kerja yang memiliki skill dan etitut yang memang diharapkan di dunia industri. Saya harus sampaikan bahwa program yang dibuat Bamanat ini sangat luar biasa untuk membantu pengembangan SDM di Timika. Saya ucapkan selamat untuk siswa yang sudah mengikuti pelatihan,” ujarnya.

Menutup sambutannya, ia mengharapkan agar setiap siswa yang telah lulus dan mendapatkan peluang kerja, harus menjaga peluang tersebut dengan baik.

“Jangan sampai setelah susah masuk kerja, tapi malah dengan gampangnya memilih keluar dari pekerjaan itu,” tutupnya.

Perwakilan Disnakertrans Mimika, Yemi  Gobay menyampaikan apresiasi kepada BTC atas partisipasi membangun Mimika melalui pengembangan kemampuan khusus atau skill pencari kerja.

Yemi mengaku bahwa saat ini di Timika telah ada sebanyak 13 lembaga pelatihan kerja yang telah terdaftar. Masing-masing lembaga ini bergerak di beberapa program latihan. Adanya lembaga latihan ini tentunya sangat membantu pemerintah, dalam hal ini Disnakertrans dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai, khususnya yang merupakan orang asli Papua (OAP).

“Adanya BTC ini patut kita syukuri dan banggakan, karena ini sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan SDM kita di Timika,” ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan perwakilan Dinas Pendidikan Mimika, Seldianus. Menurut dia,   untuk hidup di Timika sangat dibutuhkan skill. Tanpa skill, orang tidak bisa berbuat apa-apa.

Karena hal itu, Disdik sangat bangga dan mengapresiasi dengan langkah pelatihan di BTC. Diharapkan, selain program Millwright, selanjutnya BTC bisa memperbanyak bidang lainnya supaya pencari kerja di Timika bisa memiliki skill sebelum terjun ke setiap perusahaan, dan bisa mengurangi angka pengangguran di Timika.

“Yang memiliki skill itu yang memang cocok untuk ada di Timika. BTC ini sangat luar biasa berkontribusi meningkatkan skill Pencaker dan tentunya mengurangi angka pengangguran di Timika. Saya ucapkan terima kasih kepada Direktur BTC, Kepala Sekolahnya, dan instruktur. Semoga BTC bisa lebih maju lagi ke depannya. Selamat juga bagi para siswa angkatan pertama ini,” katanya.

Di akhir acara penamatan 13 siswa BTC ini, salah satu dari Pimpinan Manajemen APG, Randy Manurung menyampaikan ucapan terima kasih kepada Disnakertrans dan Dinas Pendidikan Mimika atas bantuan kerjasama, sehingga semua progres untuk membentuk BTC tidak berbelit-belit.

Ke depannya, BTC tetap berharap kerjasama dalam memajukan pengembangan skill SDM di Mimika.

Lebih lanjut dijelaskan, dari segi jumlah siswa yang dididik pada angkatan pertama ini memang sangat sedikit yaitu 13 orang. Namun, secara pribadi dirinya berkomitmen bahwa meski hanya berjumlah sedikit, ketika tulus mendidiknya, maka peserta pelatihan akan berguna bagi orang lain ke depannya.

Kepada 13 siswa yang tamat, Randy berpesan agar semuanya harus takut akan Tuhan. Sebab, ketika Takut akan tuhan, maka tidak ada kekuatiran. Dalam hal ini, tenaga atau skill yang diperoleh pasti siap dipakai.

“Hanya satu pesan saya, kalau sudah punya skill, kalian harus takut akan Tuhan. Perusahaan atau tujuan kerja kita dan kalian semua bukan harus di PTFI. Masih banyak tempat yang lain. Kalau kalian takut akan Tuhan, maka Tuhan akan siapkan semuanya. Kalau Tuhan sudah buka jalan, maka tidak ada yang bisa menututupnya. Begitu pun sebaliknya, jika Tuhan sudah menutup jalan, tidak ada yang dapat membukanya,” tutur.

Randy mengatakan, BTC berdiri lantaran keluarga besar Manurung merasa dipercaya dengan sangat banyak berkat Tuhan selama hidup di atas tanah Papua. Orang Tuanya telah berada di Timika sejak tahun 1967, hingga hari ini dan salah satunya bisa memiliki BTC karena kasih karunia Tuhan.

Sebagai bentuk ucap syukur atas berkat Tuhan itu, Manurung Brothers ingin ikut dan tetap memberikan kontribusi balik untuk kemajuan di tanah Papua melalui pengembangan SDM.

“Luar biasa kalau kita bicara soal berkat Tuhan. Makanya kami tidak lupa juga ucapkan terimakasih kepada PTFI, Pemkab Mimika melalui Disnakertrans dan Disdik yang telah bersama-sama mendukung berdirinya BTC,” tutupnya.

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait