116 Anak Amungme dan Kamoro di SMA Sentra Pendidikan Tidak Aktif Sekolah

Asrama Putra SMAN 5 Sentra Pendidikan (Foto:salampapua.com/Acik)

SALAM PAPUA (TIMIKA) – Lantaran tinggal jauh dan tidak adanya bus yang mengantar jemput, 116 anak Amungme dan Kamoro di SMA Negeri 5 Sentra Pendidikan tidak lagi aktif sekolah.

Kepala SMAN 5 Sentra Pendidikan, Johanes Napan menyampaikan bahwa secara keseluruhan jumlah siswa sebanyak 410 orang, tapi ada 116 yang tidak aktif ke sekolah. Hal ini lantaran jauhnya tempat tinggal dan minimnya jumlah bus yang disediakan untuk mengantar jemput.

“Anak-anak ini kadang datang, kadang tidak datang. Dalam sebulan mungkin hanya datang satu atau dua kali saja. Memang ada dua unit bus untuk antar dan jemput, tapi tidak sampai ke alamat mereka. Bus itu pusatnya hanya sampai di Timika Indah. Kalau yang tinggal di arah ke Poumako bagaimana? Intinya dua bus itu tidak menjangkau sampai ke rumah-rumah siswa, ” ungkap Napan saat ditemui salampapua.com, Rabu (21/9/2022).

Ratusan anak tersebut merupakan anak asli suku Amungme dan Kamoro. Anak-anak tersebut pun punya kemauan dan semangat yang luar biasa untuk sekolah.

Selain karena persoalan minimnya Bus antar dan jemput, persoalan asrama juga menjadi satu kendala besar bagi orang tua masing-masing siswa. Sejak adanya pandemi covid-19, asrama putra dan putri SMA Sentra Pendidikan tidak lagi dimanfaatkan, sehingga anak-anak kembali ke orang tua, keluarga, bahkan sewa di kos-kosan.

“Kasihan sekali. Kalau sudah tinggal di asrama, anak-anak makan di mana? Pokoknya mereka semua tinggalkan asrama sejak adanya pandemi covid-19,” katanya.

Persoalan ini telah berulang kali disampaikan ke Disdik Mimika dan Disdik Provinsi. Dari Disdik Mimika sampaikan bahwa persoalan tersebut merupakan tanggungjawab Disdik Provinsi, tapi Disdik Provinsi sebutkan persoalan itu telah diserahkan kembali ke Daerah.

“Padahal kalau mereka tinggal di asrama, mereka semua akan disiplin waktu dan tidak akan tinggalkan sekolah. Kalau sudah begini, mereka terlambat datang sekolah, bahkan sama sekali tidak datang,” ujarnya.

Adapun asrama tersebut sempat dipergunakan sebagai penginapan bagi atlet dan tamu PON XX. Perjanjiannya akan ada serah terima setelah pelaksanaan PON bersama KONI Provinsi, namun hal tersebut tidak terjadi hingga saat ini.

“Saya yang tandatangan. Kini Provinsi sampaikan bahwa setelah PON, semua fasilitas asrama itu akan jadi milik SMA, SMP dan SD Sentra Pendidikan, tapi sekarang tidak dilakukan serah terima itu. Kalau memang beralasan bahwa dalam asrama itu masih ada fasilitas KONI, maka silahkan diambil kembali agar seluruh anak-anak kembali tempati asramanya,” tuturnya.

Wartawan: Acik

Editor: Jimmy

Sumber: SALAM PAPUA Read More

Pos terkait